Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Pendaratan Darurat Pilot Garuda dan Spiritual Empowerment

WritingSkills.my.id - Cerita ini adalah kisah nyata yang menggambarkan spiritual empowerment seorang pilot dalam menghadapi masalah penting yang menyangkut hidupnya dan juga hidup para penumpang pesawatnya.

Kisah Pilot Garuda Indonesia Berhasil Melakukan Pendaratan Darurat

Kisah Pendaratan Boeing 747-400 GA 981

Salah satu dari kisah itu terjadi pada penerbangan Garuda Indonesia pada 27 Juli 2006. Ketika itu Pesawat Jumbo Jet Boeing 747-400 GA 981 berangkat dari Jeddah menuju bandara Soekarno-Hatta Jakarta dengan membawa 375 penumpang. Sebagian besar dari mereka baru melaksanakan umroh. Pesawat ini diawaki oleh Capt. Harry Rahmat sebagai PIC (Pilot In Command) dan co-pilot Rudrayana Meiko. 

Ketika pesawat pada ketinggian 20 ribu kaki di atas Kota Jeddah, tiba-tiba pesawat dihadang awan tebal. Padahal, puluhan tahun lamanya, mereka tidak pernah menemui awan tebal di atas Kota Jeddah. Awan tebal ini berbahaya karena dapat membentuk lapisan es pada sayap pesawat yang sangat membahayakan penerbangan. Di antaranya dapat menambah berat sayap bahkan dapat menyebabkan mesin pesawat mati. Ini seperti yang dialami Pesawat Garuda ketika mendarat darurat di Bengawan Solo beberapa tahun silam.

Untuk mengatasi gumpalan es ini, pilot melakukan deicing (pencairan es) dengan mengalirkan udara panas dari mesin ke pipa-pipa bawah kulit sayap. Namun tiba-tiba, tanda peringatan pada panel instrumen menyala, menunjukkan telah terjadi kebocoran hidrolik pompa nomor 4. 

Hal itu sebenarnya masih bisa ditolerir mengingat pesawat masih memiliki beberapa pompa lain yang masih berfungsi dengan baik. Beberapa jam kemudian, saat pesawat sudah mendekati Bandara Soekarno-Hatta dan pilot hendak menurunkan roda pendarat, ternyata roda pendarat utama sebelah kiri tidak mau keluar.

Awak kokpit berusaha mati-matian mengeluarkan roda-roda tersebut, tapi usaha mereka tidak membuahkan hasil meskipun sudah dicoba dengan cara mengejutkannya dengan efek gravitasi. Yaitu, dengan menaikkan pesawat secara tiba-tiba. 

Bisa dibayangkan kalau roda di sebelah kiri tidak keluar, maka pesawat akan mendarat dengan miring yang akibatnya mesin pesawat akan menghantam landasan yang bisa membuat pesawat terbakar. 

Kemudian, tidak berapa lama, dari tower awak kokpit mendapat informasi bahwa di runway ada cross wind (angin silang) yang berembus dari sebelah kiri yang sangat berbahaya karena akan mengempaskan sayap sebelah kiri ke tanah.

Semakin bertambahlah beban yang harus di tanggung para awak. Akhirnya sebelum mendaratkan pesawat Capt. Hary Rachmat mengumumkan kepada penumpang, "Para penumpang yang kami hormati, kami sudah berusaha keras semampu kami dan sesuai prosedur, tapi nyatanya salah satu roda pendarat tetap tidak mau keluar. Saya mohon doanya... agar bisa mendaratkan pesawat dengan selamat...."

Setelah mengucapkan kata-katanya, sang pilot yang tengah menghadapi detik-detik genting itu segera melakukan shalat dua rakaat. Saat itu, suasana kokpit begitu hening saat Capt. Harry larut dalam sujudnya. Begitu selesai, sang pilot segera mempersiapkan pendaratan darurat pesawat.

Persis saat pesawat menyentuh landasan, tiba-tiba co-pilot berteriak, "Masya Allah Capt.... dari kiri angin berembus sangat kencang."

Sang pilot segera menjawab, "Saya bisa mendaratkan pesawat ini... Insya Allah saya bisa...."

Dan, akhirnya melalui perjuangan yang dramatis, sang pilot mampu mendaratkan pesawat di runway dengan mulus walaupun tanpa roda pendarat sebelah kiri. Dari dalam kokpit, terdengar suara haru... Alhamdulillah. Para penumpang pun tidak dapat menahan diri untuk segera bersujud bersyukur kepada-Nya.

Ketika ditanyakan kepada sang pilot, kenapa dan bagaimana caranya dia bisa mendaratkan pesawat dengan sempurna, Cpt. Harry menjawab, "Itu bukan saya yang lakukan, tapi ada 'kekuatan' di luar yang menuntun saya." Allahu Akbar.

Apa Itu Spiritual Empowerment?

Berikut ini adalah 6 langkah praktis dalam Spiritual Empowerment agar kita mampu mencapai kebahagiaan yang sebenarnya:
1. Temukan nilai terdalam yang membawa pada keyakinan sejati
"Temukan sesuatu yang Anda cintai, sampai Anda tidak dapat menunggu matahari terbit untuk melakukannya lagi." (Chris Gradner)

2. Menerima dan mensyukuri
Sikap menerima adalah sebuah sinyal yang jelas bahwa apapun yang terjadi dan menimpanya, semua masih dalam kontrol dan kendalinya.

3. Pilih visi yang terhebat (Ultimate Vision)
"Menjadi orang terkaya di bumi tidak berarti bagi saya, tetapi pergi tidur di malam hari dan berkata bahwa kita telah melakukan sesuatu yang indah adalah yang paling penting bagi saya." (Steve Jobs)

4. Rumuskan jati diri Anda
5. Jaga dan perluas tali silaturahmi
6. Biasakan berdoa dan mintalah doa

Posting Komentar untuk "Kisah Pendaratan Darurat Pilot Garuda dan Spiritual Empowerment"